apa kabar semua nih??
tak terasa bulan depan sudah memasuki bulan Desember,, ap hubungany??
libur
panjang akan segera tiba,, namun sebelum itu tiba izinkan penulis untuk
berbagi sedikit ilmu tentang konsep CPM dan PERT.. :)
selamat membaca
BAB II
PEMBAHASAN
A. CPM
( Critical Path Method )
1.
Pengertian CPM
T.
Hani Handoko (1993 : 401) mengemukakan bahwa CPM adalah suatu metode yang
dirancang untuk mengoptimalkan biaya proyek dimana dapat ditentukan kapan
pertukaran biaya dan waktu harus dilakukan untuk memenuhi jadwal penyelesaian
proyek dengan biaya seminimal mungkin.
CPM adalah suatumetode perencanaan dan
pengendalian proyek-proyek yang merupakan sistem yang paling banyak digunakan
diantara semua sistem yang memakai prinsip pembentukan jaringan. Dengan CPM,
jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai tahap suatu proyek
dianggap diketahui dengan pasti, demikian pula hubungan antara sumber yang
digunakan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Jadi CPM
merupakan fasilitas analisa jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan biaya
total proyek melalui pengurangan waktu penyelesaian total proyek yang
bersangkutan.
Teknik penyusunan jaringan kerja yang terdapat
pada CPM, sama dengan yang digunakan pada PERT. Perbedaan yang terlihat adalah
bahwa PERT menggunakan activity oriented,
sedangkan dalam CPM menggunakan event
oriented. Pada activity oriented
anak panah menunjukkan activity atau
pekerjaan dengan beberapa keterangan aktivitasnya, sedang event oriented pada peristiwalah yang merupakan pokok perhatian
dari suatu aktivitas.
B. PERT
( Program Evaluation Review Technique
)
1.
Pengertian PERT
PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang
digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasikan
bagian-bagian pekerjaan yang ada di dalam suatu proyek. PERT yang memiliki
kepanjangan Program Evaluation Review
Technique adalah suatu metodologi yang dikembangkan oleh Angkatan Laut
Amerika Serikat pada tahun 1950 untuk mengatur program misil. Sedangkan
terdapat metodologi yang sama pada waktu bersamaan dikembangkan oleh sektor
swasta yang dinamakan CPM atau Critical
Path Method. PERT pada awalnya didesain untuk industri yang menghasilkan
produk tidak standar dan mengalami perubahan teknologi yang cepat sekali,
seperti industri pertahanan dan ruang angkasa, sehingga masalah ketidakpastian
dalam penyelesaian. (Siswanto, 2007) analisis jaringan kegiatan, dan peristiwa
atau disingkat analisis jaringan kerja adalah istilah umum yang meliputi
berbagai metode perencanaan proyek diantaranya, yang paling terkenal adalah
PERT dua sistem ini dikembangkan di Amerika Serikat untuk proyek-proyek skala
besar dalam bidang pertahanan (E. Jasifi, 1994).
T. Hari Handoko (1993, 401) mengemukakan bahwa
PERT adalah suatu metode analisis yang dirancang untuk membantu dalam
penjadwalan dan pengendalian proyek-proyek yang kompleks, yang menuntut bahwa
masalah utama yang dibahas yaitu masalah teknik untuk menentukan jadwal kegiatan
beserta anggaran biayanya sehingga dapat diselesaikan secara tepat waktu dan
biaya.
Metodologi PERT divisualisasikan dengan suatu grafik atau bagan
yang melambangkan ilustrasi dari sebuah proyek. Diagram jaringan ini terdiri
dari beberapa titik (nodes) yang
merepresentasikan kejadian (event)
atau suatu titik tempuh (milestone).
Titik-titik tersebut dihubungkan oleh suatu vektor (garis yang memiliki arah)
yang merepresentasikan suatu pekerjaan (task)
dalam sebuah proyek. Arah dari vaktor atau garis menunjukkan suatu urutan
pekerjaan.
Gambar 1. Analogi Diagram
PERT
Dari gambar 1 dapat diamati bahwa setiap arah panah akan
menunjukkan suatu urutan pengerjaan. Seperti pekerjaan 1 dilakukan terlebih
dahulu (start), kemudian bisa dilanjutkan oleh pekerjaan 2,3,4 setelah itu
pekerjaan 5,6. Titik 7 adalah titik finish dimana pekerjaan terakhir dilakukan
dan merupakan akhir dari sebuah proyek. Selain menunjukkan suatu urutan
pengerjaan, diagram PERT juga menunjukkan suatu keterikatan antar pekerjaan
yang tidak dapat dipisahkan. Keterikatan itu dapat dilihat dengan contoh
pekerjaan 2,3,4 hanya dapat dilakukan jka pekerjaan 1 sudah selesai dilakukan.
Sebuah pekerjaan yang dapat dilakukan bersamaan dengan pekerjaan
lain disebut juga sebagai pekerjaan paralel (parelel task atau concurrent
task). Selain itu terdapat juga sebuah aktivitas yang diwakili oleh garis
putus-putus yang disebut dengan dummy
activities. Dari sebuah diagram PERT dapat digunakan untuk mengetahui suatu
urutan aktivitas kritis atau aktivitas yang harus dilakukan sebagai prioritas
utama (critical path), penjadwalan
dengan aktivitas lain, dan jumlah pekerja yang dibutuhkan.
2.
Langkah-langkah dalam Melakukan Perencanaan dengan PERT
Dalam melakukan perencanaan dengan PERT
dibutuhkan beberapa langkah, yaitu :
1.
Mengidentifikasi aktivitas (activity) dan titik tempuhnya (milestone)
Sebuah
aktivitas adalah pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek.
Titik tempuh (milestone) adalah
penanda kejadian pada awal dan akhir satu atau lebih aktivitas. Untuk
mengidentifikasi aktivitas dan titik tempuh dapat menggunakan suatu tabel agar
lebih mudah dalam memahami dan menambahkan informasi lain seperti urutan dan
durasi.
2.
Menetapkan urutan pengerjaan
dari aktivitas-aktivitas yang telah direncanakan
Langkah
ini bisa dilakukan bersamaan dengan identifikasi aktivitas. Dalam menentukan
urutan pengerjaan bisa diperlukan analisa yang lebih dalam untuk setiap
pekerjaan.
3.
Membuat suatu diagram
jaringan (network diagram)
Setelah
mendapatkan urutan pengerjaan suatu pekerjaan maka suatu diagram dapat dibuat.
Diagram akan menunjukkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan berurutan (serial) atau secara bersamaan (paralel). Pada diagram PERT biasanya
suatu pekerjaan dilambangkan dengan simbol lingkaran dan titik tempuh
dilambangkan dengan simbol panah.
4.
Memperkirakan waktu yang
dibutuhkan untuk setiap aktivitas
Dalam
menentukan waktu dapat menggunakan satuan unit waktu yang sesuai misal jam,
hari, minggu, bulan dan tahun.
5.
Menetapkan suatu jalur kritis
(critical path)
Suatu
jalur kritis bisa didapatkan dengan menambah waktu suatu aktivitas pada tiap
urutan pekerjaan dan menetapkan jalur terpanjang pada tiap proyek. Biasanya
sebuah jalur kritis terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa ditunda
waktu pengerjaannya. Dalam setiap urutan pekerjaan terdapat suatu penanda waktu
yang dapat membantu dalam menetapkan jalur kritis, yaitu :
Ø ES – Early Start
Ø EF – Early Finish
Ø LS – Latest Start
Ø LF – Latest Finish
Dengan menggunakan empat
komponen penanda waktu tersebut bisa didapatkan suatu jalur kritis sesuai
dengan diagram.
6.
Melakukan pembaharuan diagram
PERT sesuai dengan kemajuan proyek
Sesuai
dengan berjalannya proyek dalam waktu nyata. Waktu perencanaan sesuai dengan
diagram PERT dapat diperbaiki sesuai dengan waktu nyata. Sebuah diagram PERT
mungkin bisa digunakan untuk merefleksikan situasi baru yang belum pernah
diketahui sebelumnya.
3.
Karakteristik PERT
Dari langkah-langkah penjelasan metode PERT
maka bisa dilihat suatu karakteristik dasar PERT, yaitu sebuah jalur kritis.
Dengan diketahuinya jalur kritis ini maka suatu proyek dalam jangka waktu
penyelesaian yang lama dapat diminimalisasi.
Ciri-ciri jalur kritis adalah :
·
Jalur yang biasanya memakan
waktu terpanjang dalam suatu proses.
·
Jalur yang tidak memiliki tenggang
waktu antara selesainya suatu tahap kegiatan dengan mulainya suatu tahap
kegiatan berikutnya.
·
Tidak adanya tenggang waktu
tersebut yang merupakan sifat kritis dari jalur kritis
4.
Manfaat PERT
Adapun manfaat dari pelaksanaan PERT ini,
antara lain :
1.
Mengetahui ketergantungan dan
keterhubungan tiap pekerjaan dalam suatu proyek.
2.
Dapat mengetahui implikasi
dan waktu jika terjadi keterlambatan suatu pekerjaan.
3.
Dapat mengetahui kemungkinan
untuk mencari jalur alternatif lain yang lebih baik untuk kelancaran proyek.
4.
Dapat mengetahui kemungkinan
percepatan dari salah satu atau beberapa jalur kegiatan.
5.
Dapat mengetahui batas waktu
penyelesaian proyek.
C. Perbedaan
dan Keterbatasn CPM dan PERT
Pada prinsipnya yang menyangkut perbedaan PERT
dan CPM adalah sebagai berikut :
1.
PERT digunakan pada
perencanaan dan pengendalian proyek yang belum pernah dikerjakan, sedangkan CPM
digunakan untuk menjadwalkan dan mengendalikan aktivitas yang sudah pernah
dikerjakan sehingga data, waktu dan biaya setiap unsur kegiatan telah diketahui
oleh evaluator.
2.
Pada PERT digunakan tiga
jenis waktu pengerjaan yaitu yang tercepat, terlama serta terlayak, sedangkan
pada CPM hanya memiliki satu jenis informasi waktu pengerjaan yaitu waktu yang
paling tepat dan layak untuk menyelesaikan suatu proyek.
3.
Pada PERT yang ditekankan
tepat waktu, sebab dengan penyingkatan waktu maka biaya proyek turut mengecil,
sedangkan pada CPM menekankan tepat biaya.
4.
Dalam PERT anak panah
menunjukkan tata urutan (hubungan presidentil), sedangkan pada CPM tanda panah
adalah kegiatan.
Adapun yang menjadi
keterbatas PERT dan CPM adalah :
1.
Kegiatan harus jelas dan
hubungan harus bebas dan stabil.
2.
Hubungan pendahulu harus
dijelaskan dan dijaringkan bersama-sama.
3.
Perkiraan waktu cenderung
subyektif dan tergantung manajer.
4.
Ada bahaya terselubung dengan
terlalu banyaknya penekanan pada jalur kritis, maka yang nyaris kritis perlu
diawasi.
0 comments:
Post a Comment